endass

Mewujudkan Madrasah yang BERIMAN (Berkualitas, Edukatif, Ramah, Inovatif, Maju, Amanah dan Nyaman)

Minggu, 15 Desember 2013

PORSADIN KE-1 TAHUN 2013


PORSADIN (Pekan Olahraga dan Seni Santri Diniyah) Ke-1 Tahun 2013 se-Kecamatan Lelea telah dilaksanakan pada tanggal 10 Nopember 2013 di DTA Miftahul Ulum Desa Tugu Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu.
Cabang yang dilombakan :
  1. Cerdas Cermat
  2. Hafalan Juz Amma
  3. Murottal
  4. Pidato
  5. Kaligrafi
  6. Tamyiz
  7. Futsal
Porsadin ini diikuti oleh 22 DTA se-Kecamatan Lelea, dan melahirkan beberapa atlet dan kontingen yg berprestasi untuk dilombakan ke tingkat selanjutnya yaitu tingkat kabupaten yang akan dilaksanakan pada hari Minggu, 22 Desember 2013 di Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu....





Wassalam.......
By Mr.Chamoed (Direktur DTA)


Sabtu, 14 Desember 2013

Al Mudarrisun





AMIR MAHMUD (KEPALA DTA)


ACHMAD ABDUL YANI ROSYID (GURU)

NANANG IBROHIM (GURU)

UUS USTINAH (GURU)

WARNI, S.Pd. (GURU)

ALY ZAENAL ABIDIN (GURU)









Kamis, 12 Desember 2013

Perda No 2/2003 Perkuat Religius Siswa


Perda No 2/2003 Perkuat Religius Siswa

Indramayu, Pelita
Berawal dari kurangnya jam pelajaran agama di sekolah umum dan sejalan dengan Visi Remaja pada kontek religius serta tujuan pendidikan nasional membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa, untuk mewujudkannya perlu pendidikan agama memadai.
Terkait hal dimaksud Pemkab Indramayu dengan persetujuan DPRD setempat melahirkan Perda No 2 Tahun 2003 tentang wajib belajar Madrasah Diniah Awaliyah (MDA) dan ijazahnya dinyatakan sebagai salah satu persyaratan untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Sejak diundangkannya perda tersebut jumlah MDA meningkat, dan sejak Januari 2010 namanya diganti menjadi Diniah Takmiliyah Awaliyah (DTA).
Demikian disampaikan Kasi Pekapontren Kantor Kemenag Kabupaten Indramayu H Rahmat Jaya, MH melalui pelaksana Nana Sutisna. Dikatakan, sejak diundangkannya perda tersebut termasuk di dalamnya adanya perhatian khusus terhadap para guru/ustadz, puncaknya jumlah DTA naik tajam dari 300 menjadi 861 DTA dengan jumlah siswa 104.571 orang.
Mengingat DTA merupakan salah satu landasan untuk memperkuat akhlak cikal bakal generasi penerus bangsa, agar keberadaannya tetap ada tentunya dibutuhkan dukungan dari semua stakeholder, diantaranya lembaga pendidikan SMP/MTs agar menjadi keharusan melampirkan ijazah DTA atau surat keterangan masih menempuh pendidikan madrasah awaliah sebagai salah satu persyaratan penerimaan siswa baru (PSB) tetap diberlakukan.
Nana mengatakan, wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas) sembilan tahun diatur oleh undang-undang (UU). Sementara aturan untuk menyertai ijazah DTA diatur oleh perda, keharusan melampirkan ijazah DTA sebagai persyaratan PSB SMP/MTs menjadi gugur. Mengingat aturan sesuai Perda No 23 Tahun 2003 tentang MDA sangat baik yakni sesuai Visi Remaja.

Wassalam.......
By Mr.Chamoed (Direktur DTA) 

Perda MDA, Salah Satu Usaha Perbaiki Moral Bangsa


Krisis multidimensi yang melanda negeri tercinta akhir-akhir ini, salah satu dan faktor paling utamanya adalah krisis moral. Rendahnya moral para pejabat pemerintah dan penyelenggara negara mulai dari tingkat pusat sampai daerah, para pelaku ekonomi, politisi serta komponen masyarakat lainnya menjadi penyebab mengapa program pemberantasan korupsi, mafia hukum, pengentasan kemiskinan, penanggulangan bencana, penurunan angka pengangguran, kriminalitas, penanganan TKI, TKW dan sederet program lainnya tidak pernah berhasil optimal hingga kini.
Mengapa tidak…karena jika dilihat dari sisi kompetensi kemampuan sudah lebih dari cukup. Sangat banyak orang yang pintar dan ahli dalam bidangnya, namun kepandaian dan keahliannya itu tidak diimbangi dengan akhlak dan moral yang memadai, sehingga tidak jarang kita saksikan mereka berbuat dan berbicara hanya berdasarkan keilmuan semata, tidak dengan hati nurani bahkan sering ucapan sangat berlainan dengan perbuatannya.
Salah satu dan paling utama untuk mengatasi itu semua tiada lain adalah kembali kepada ajaran agama. Tingkat pengetahuan dan pemahaman agama yang tinggi akan mendorong manusia untuk berperilaku dan berakhlak sesuai dengan ajaran agamanya. Perlu diingat bahwa agama mengajarkan kepada umatnya bukan hanya untuk menjadi pintar tetapi juga benar. Menanamkan keyakinan bahwa apapun, kapanpun dan dimanapun yang dilakukan manusia tidak akan luput dari pengetahuan  dan pengawasan Tuhan Sang Pencipta.
Oleh karena itu, usaha yang dilakukan beberapa pemerintah daerah kabupaten/kota yang mengeluar Peraturan Pemerintah Daerah (Perda) tentang kewajiban memiliki ijazah MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah atau sekarang menjadi Madrasah Diniyah Takwiliyah/DTA) bagi calon siswa muslim yang akan mendaftar ke tingkat SLP perlu ditiru dan laksanakan oleh pemda-pemda yang lain.
Semua tentu sepakat bahwa pendidikan yang terbaik adalah pendidikan yang dilakukan dan diawali sejak dini serta berkelanjutan. Berkaitan dengan ini, di satu sisi patut bersyukur dengan adanya Direktorat Pendidikan Usia Dini di Kementrian Pendidikan Nasional sehingga saat ini bermunculan lembaga-lembaga pendidikan usia dini termasuk yang berkonsentrasi dalam bidang keagamaan seperti TPA, TKA, RA (untuk umat Islam) dan lain-lain.
Namun itu belum cukup apabila tidak diteruskan kejenjang berikutnya, dan ini perlu campur tangan pemerintah dalam hal ini Pemda Kabupaten/Kota. Sebagai contoh, tidak jarang anak yang awalnya masuk TPA (Taman Pengajian Al-Quran) misalnya, tapi kemudian berhenti mengaji setelah kelas 5 apalagi setelah masuk SMP.
Ada memang beberapa pemerintah daerah, misalnya saja Pemda Karawang Jawa Barat berusaha untuk mengatasi masalah tersebut merencanakan program penambahan jam pelajaran agama Islam di SD dengan fokus tambahan pada penguasaan baca tulis Al-Quran (sebagai kelanjutan program pemberantasan Buta Aksara Latin yang telah berhasil dicapai). Namun itu tidak cukup, karena beragama yang benar tidak cukup sekedar mampu membaca kitab sucinya, tetapi yang terpenting adalah memahami dan mengamalkan isinya. Dan yang terakhir ini tidak bisa diperoleh dengan benar tanpa melalui belajar dan bimbingan yang kontinyu dari seorang guru. Bila tidak, akan terjadi salah pemahaman agama, sebagaimana yang terjadi pada mereka yang menjadi “teroris”.
Untuk itu mari kita dukung pemda-pemda yang sudah mulai merencanakan membuat perda MDA dan kita dorong agar segera direalisasikan. Semoga negara kita segera keluar dari krisis multidimensi ini melalui pendidikan moral keagamaan sejak dini dan berkelanjutan.

Wassalam.......
By Mr.Chamoed (Direktur DTA) 
 

Rabu, 11 Desember 2013

Daftar Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA) Kec.Lelea Tahun 2013

NO NAMA DTA ALAMAT        JUMLAH SISWA 
       L         P      JML 






1  BI'TSATUL ISLAM   TEMPEL        40       20       60
2  NURUL HIKMAH   TAMANSARI        36       44       80
3  GUPPI   PENGAUBAN        53       61     114
4  AL-ABAWIYAH   LANGGENGSARI        71       63     134
5  NURUL JADID   CEMPEH        44       50       94
6  NURUL HIKMAH   TUGU        40       74     114
7  MIFTAHUS SALAFIYAH   TEMPEL KULON        49       99     148
8  NURUL IMAN   LELEA      101     110     211
9  HIDAYATUL MUTA'ALLIMIN   TUNGGULPAYUNG        50       68     118
10  NUR HIKMAH   TELAGASARI        43       43       86
11  NURUL HIKMAH   TUGU LIYEP        39       40       79
12  AL-AMIN   NUNUK        93     107     200
13  ROUDLOTUL ULUM   TAMANSARI        50       65     115
14  AL-IHSANIYAH   TELAGASARI        82       77     159
15  ASH-SHODIQ   LELEA        97     115     212
16  DARUL FALAH   TEMPEL        40       28       68
17  NURUL FALAH   CEMPEH        67       50     117
18  AL-IKHLAS   TELAGASARI        44       46       90
19  MIFTAHUL JANNAH   PENGAUBAN        30       25       55
20  HAYATUL ISLAM   TEMPEL        17       24       41
21  MIFTAHUL ULUM   TUGU      117     105     222
22  AL-IKHLAS   TAMANSARI        39       53       92
JUMLAH   1,242   1,367  2,609

Membentuk Santri Diniyah Berakhlak Mulia, Cerdas dan Ceria

PORSADIN I TINGKAT NASIONAL
und
Para tamu undangan yang terdiri atas para pejabat dan tokoh masyarakat turut memberikan dukungan kepada para peserta Porsadin I, yang akan berlangsung 22-24 November 2013. [DUTA/HUDA]
DUTAonline, JAKARTA – Salah satu institusi pendidikan keagamaan Islam di Indonesia adalah Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) yang secara harfiyah artinya sekolah pelengkap pendidikan agama (suplemen). Pendidikan agama ini diselenggarakan oleh masyarakat di luar jam belajar selepas anak-anak pulang sekolah. Sebagian masyarakat menyebut pendidikan agama ini dengan “Sekolah Agama” disebut juga “Sekolah Arab” atau “Sekolah Diniyah”
Pekan Olahraga dan Seni antar-Madrasah Diniyah Takmiliyah (PORSADIN) ke-I tingkat Nasional digelar hasil kerja sama Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Ditpontren) Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, dan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) serta pihak terkait. Porsadin I mengangkat tema “Membentuk Santri Diniyah Takmiliyah yang Berakhlak Mulia, Kuat, Cerdas dan Ceria”.
kontingen
SIAP TANDING: Kontingen Porsadin I siap tanding. Sebanyak 500 atlet dan official yang terdiri atas santri Madrasah Diniyah Takmiliyah se-Indonesia turut ambil bagian dalam perlobaan seperti Lari 100 meter, Futsal, Cerdas Cermat, Tahfidz Juz 30, dan Pidato Bahasa Arab. [DUTA/HUDA]

Acara yang akan berlangsung selama 3 hari (22-24 November) ini diikuti sekitar 500 atlet dan official dari santri Madrasah Diniyah Takmiliyah se-Indonesia. Cabang-cabang olahraga dan seni yang diperlombakan dalam ajang adu ketangkasan dan kreasi santri Madrasah Diniyah Takmiliyah ini adalah Lari 100 meter, Futsal, Cerdas Cermat, Tahfidz Juz 30, dan Pidato Bahasa Arab.
Menteri Agama (Menag) Dr Suryadharma Ali, Msi secara resmi membuka perhelatan akbar Pekan Olahraga dan Seni antar-Madrasah Diniyah (Porsadin) I tingkat Nasional di Lapangan Museum Purnabhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Jumat (22/11).
Hadir dalam pembukaan Porsadin, sejumlah tokoh, ulama dan pejabat negara. Di antaranya, Dirjen Pendidikan Islam (Prof Dr Nur Syam), Direktur PD Pontren (H A Saefuddin, MA), para Kakanwil Kemenag Provinsi, Pengasuh PP Al-Falah dan PP Darunnajah, serta Pengurus Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) se-Indonesia.
menafg
RESMI DIBUKA: Menteri Agama (Menag) Dr Suryadharma Ali, Msi menyematkan tanda peserta kepada salah satu perwakilan kontingen Porsadin I, di Jakarta. [DUTA/HUDA]

Menag Suryadharma Ali menegaskan bahwa Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) memiliki jasa yang luar biasa bagi Indonesia. MDT sudah melaksanakan tugas mencerdaskan anak bangsa, bahkan sejak Indonesia belum merdeka. Oleh karena itu, Menag mengajak jajarannya di Kanwil dan Kankemenag, serta para Gubernur, Bupati, dan Walikota untuk memperhatikan madrasah warisan para ulama.
“Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren saya minta untuk mengelola MDT sebaik-baiknya. Kepala Kanwil dan Kepala Kankemenag agar turun ke bawah melihat langsung kondisi madrasah,” pinta Menag.
Menag merasakan bahwa penyelenggara Madrasah Diniyah sudah lama menderita, sehingga sudah waktunya untuk bangkit dan sejahtera. “Saya sudah menangkap lama, jeritan penderitaan guru MDT. Saya tidak bosan-bosan selalu meneriakan di banyak kesempatan, terutama di hadapan Gubernur, Bupati, dan Walikota agar Pemda tidak mengharamkan APBD-nya untuk pendidikan agama,” terang Menag semangat.
Menag menegaskan bahwa masalah pendidikan siswa MDT dan santri pondok pesantren itu jangan dianggap hanya sebagai urusan pusat, melainkan tangggung jawab semua. “Kalau menyangkut pendidikan, itu urusan kedua-duanya. Anak yang belajar di madrasah itu bukan hanya anak Menag, tapi juga anak Gubernur, Bupati, dan Walikota. Karenanya, wajar jika Gubernur, Bupati, dan Walikota menyisihkan APPBD-nya untuk Madrasah Diniyah Takmiliyah,” tambahnya.

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Agama Islam Kemenag RI, Prof Dr Nur Syam, menyambut gembira atas terselenggaranya Porsadin I tingkat Nasional di Jakarta, sehingga Porsadin II bisa terselenggara kembali. Porsadin I harus membawa perubahan Madrasah Diniyah Takmiliyah ke arah yang lebih baik. Kesejahteraan para penyelenggaranya bisa meningkat dan keberadaan madrasah Diniyah diperhatikan oleh pemerintah. “Hidup madrasah, hidup madrasah, semoga terus jaya,” teriak lantang Nur Syam mengawali pidatonya.
Dikatakannya, bahwa yang hadir di tempat ini adalah para penyelenggara Madrasah Diniyah Takmiliyah, mereka adalah pejuang, berjuang tak kenal lelah, dan pantang menyerah yang datang dari seluruh penjuru Indonesia. “Mereka adalah orang-orang yang sangat berjasa mendidik anak-anak bangsa ini,” ujarnya.

Meskipun, lanjut Nur Syam, para penyelenggara madrasah diniyah yang tergabung dalam Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT), tanpa diimbangi tunjangan gaji yang cukup, meski tak ada bantuan yang cukup, meski tak ada tunjangan yang memadai. Mereka tetap berjuang tanpa kenal lelah, mendidik anak-anak hingga menjadi anak yang berguna bagi agama dan bangsa. “Mereka kerahkan segala tenaga, pikiran, dan dana pribadi tanpa mengharap imbal balik,” ungkapnya.
Karenanya, mereka patut dipikirkan untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. “Tidak hanya dari Kemenag, tapi juga dari instansi daerah, khususnya Pemda,” harap Nur Syam.

Wassalam.......
By Mr.Chamoed (Direktur DTA) 

PORSADIN, Bukti Eksistansi Madrasah Diniyah

JAKARTA - Keberadaan Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) yang berjumlah 73 ribu, telah berjasa bagi rakyat. Madrasah yang menjadi aset strategis bangsa ini harus diketahui eksisitensinya, dan mendapat perhatian pemerintah.
Menteri Agama H Suryadharma Ali menegaskan, pemerintah di tengah berbagai keterbatasan akan terus berupaya membantu madrasah diniyah, dan salah satu bentuk perhatiannya adalah menyelenggarakan Pekan Olahraga dan Seni antar madrasah diniyah (Porsadin) Tingkat Nasional untuk kali pertama ini.
“Kami menggelar Porsadin tingkat nasional pertama ini sebagai apresiasi kami bahwa Madrasah Diniyah Tak­miliyah itu eksis di masyarakat, dan sudah turut mencerdaskan rakyat sejak lama,” kata Menag pada pembukaan Porsadin di Museum Purna Bhakti Pertiwi Taman Mini Indonesia Indah (TMII), kemarin.
Pada kesempatan itu Menag tidak bosan-bosan meneriakan di hadapan gubernur, bupati dan wali kota agar tidak mengharamkan APBD-nya untuk pendidikan agama.
”Anak yang bersekolah di madrasah itu bukan hanya anak menag, tapi juga anak gubernur, bupati, dan wali kota. Kare­nanya, wajar jika  menyisihkan APBD-nya untuk Madrasah Diniyah Takmiliyah,î kata Menag.
Ketua Panitia, Sumitro mengatakan, Porsadin yang akan berlangsung pada 22 ñ 24 November 2013 ini merupakan bagian dari program kerja Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) yang bertujuan sebagai wahana silaturahmi antara santri, guru, dan orang tua.
Sumitro menjelaskan bahwa MDT di In­do­nesia mencapai 73.000, dengan jumlah guru mencapai 397.000 dan santri 4.965.000. Por­sadin diikuti para siswa MDT dari 34 Provinsi dengan melombakan cabang seni, tahfid juz amma, pidato Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab, serta cerdas cermat.

Wassalam.......
By Mr.Chamoed (Direktur DTA) 

PORSADIN TINGKAT NASIONAL I

PORSADIN TINGKAT NASIONAL I TAHUN 2013
Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta (22-24 Nopember 2013)




Jakarta (INHUM) — bertempat di Museum Purna Bhakti Pertiwi, TMII, PORSADIN (Pekan Olah Raga Dan Seni Antar Diniyah Takmiliyah) Tingkat Nasional I dihadiri sekitar 26 provinsi di Indonesia pada Jum’at, (22/11). PORSADIN (Pekan Olah Raga Dan Seni Antar Diniyah Takmiliyah) Tingkat Nasional I diikuti lebih dari 30.000 peserta, DKI Jakarta mengirimkan sekitar 3000 peserta. PORSADIN (Pekan Olah Raga Dan Seni Antar Diniyah Takmiliyah) Tingkat Nasional I ini sekaligus ajang Silaturrahim Akbar Nasional Guru Diniyah Takmiliyah.         
Dalam sambutannya, Menteri Agama RI, Suryadharma Ali, mengatakan bahwa menyambut gembira, pada tahun ini pertama kalinya madrasah diniyah seluruh Indonesia berkumpul di arena PORSADIN. Kegiatan olah raga dan seni merupakan hal yang tak terpisahkan dari dunia pendidikan kita.
Pada dasarnya olah raga dan seni bersifat universal, tidak membedakan bangsa, gender dan usia. Dalam olah raga dan seni dibutuhkan sportivitas dan objektivitas yang tinggi. Oleh karena itu, marilah kita belajar jujur dan bertanggungjawab dalam event yang meriah ini, tanpa harus kehilangan keceriaan dan kebersamaan kita, ujar Menag RI...

Wassalam.......
By Mr.Chamoed (Direktur DTA) 

Jumat, 19 Juli 2013

Tahun Pelajaran 2013/2014

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh..
Ahlan wa sahlan wa marhaban...

DTA Miftahul Ulum menerima Pendaftaran Siswa Baru Tahun Pelajaran 2013/2014
Pendaftaran telah dibuka sejak Senin, 15 Juli 2013 sampai terpenuhinya kuota yang ada.
Sekretariat : Jl.Kesinoman Desa Tugu Blok B (Jatisabrang) RT 06/03 Kec.Lelea Kab. Indramayu
Demikian pemberitahuan dari kami, terima kasih.
Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh..

atau silahkan menghubungi : Mr.Chamoed , Mr. Asep, atau Mr. Eross

Minggu, 02 Juni 2013

Album Sholawat AHMAD YA HABIBI (Al Islamiyah)


Album Perdana dari Grup Sholawat Al Islamiyah Mojokerto ini juga masih easy listening. Album ini adalah album kenanganku sewaktu masih MTs. masih mantap didengarkan dan dinikmati baik syairnya,liriknya serta musiknyajuga...
Nama Album : ASSALAMU ALAIK (Al Islamiyah)
Arranger : Aby Wasthon
track :
  1. Ahmad Ya Habibi
  2. Assalamualaik
  3. Busyrolana
  4. Injabartum
  5. Nurul Mustofa
  6. Robbi Faj'al
  7. Ya Ala Baytinnabi
  8. Ya Habibal Galb
karena kasetnya sudah "langka" dan susah dicari, anda bisa mendapatkan mp3nya di  Ksindo.com

Album Sholawat FI HAWA (Al Islamiyah)



Masih dari Al Islamiyah Group Mojoketo, album kedua berjudul YA ASYIQOL MUSTHOFA. album ini sudah lama sekali edar dan sudah "langka". lagu2nya, beuh... mantap banget, apalagi lagu FIHAWAyang syahdu banget...
Nama Album : YA ASYIQOL MUSTHOFA (Al Islamiyah)
Arranger : Aby Wasthon
track :
  1. Ainul Uyun
  2. Faya Shohahal Uqul
  3. Fi Hawa
  4. Ilaahi
  5. Maulaaya
  6. Nurul Huda
  7. Ya Asyiqol Musthofa
  8. Ya Khoiro Maulud
karena kasetnya sudah "langka" dan susah dicari, anda bisa mendapatkan mp3nya di  Ksindo.com

Sabtu, 01 Juni 2013

Album Sholawat TAFAKKUR (Al Islamiyah)

Album Sholawat ini sudah lama sekali edar. namun masih sangat menarik untuk didengarkan. Album ini adalah album ketiga dari group sholawat Al Islamiyah Mojokerto, Jawa Timur. Diproduksi oleh Gema Suara Pesantren (GSP) Record dan didukung penuh oleh Kreasi Santri Indonesia.
Nama Album : TAFAKKUR (Al Islamiyah)
Arranger : Mas Hery 
Munsyid : Ali Masykur, Fathul Ulum, Umar Faruq, dan Abdurrohman
track :
  1. Ni'matul Iman (Ali Masykur)
  2. Tafakkur (Ali Masykur)
  3. Ustadzi (Fathul Ulum)
  4. Aroftuka (Umar Faruq)
  5. Shollu Alaihi (Ali Masykur)
  6. Mahallul Qiyam (Abdurrohman)
  7. Ihdzaru (Ali Masykur)
  8. Do'a (Ali Masykur)
dapatkan kaset dan vcdnya di toko-toko terdekat yang ada, atau hubungi langsung GSP Record atau kunjungi Ksindo.com....
 

Minggu, 17 Maret 2013

Syekh Magelung Sakti dan Nyi Mas Ayu Gandasari


Syekh Magelung Sakti alias Syarif Syam alias Pangeran Soka alias Pangeran Karangkendal. Konon Syekh Magelung Sakti berasal dari negeri Syam (Syria), hingga kemudian dikenal sebagai Syarif Syam. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa ia berasal dari negeri Yaman.
Syarif Syam memiliki rambut yang sangat panjang, rambutnya sendiri panjangnya hingga menyentuh tanah, oleh karenanya ia lebih sering mengikat rambutnya (gelung). Sehingga kemudian ia lebih dikenal sebagai Syekh Magelung (Syekh dengan rambut yang tergelung).
Mengapa ia memiliki rambut yang sangat panjang ialah karena rambutnya tidak bisa dipotong dengan apapun dan oleh siapapun. Karenanya, kemudian ia berkelana dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari siapa yang sanggup untuk memotong rambut panjangnya itu. Jika ia berhasil menemukannya, orang tersebut akan diangkat sebagai gurunya. Hingga akhirnya ia tiba di Tanah Jawa, tepatnya di Cirebon.
Pada sekitar abad XV di Karangkendal hidup seorang yang bernama Ki Tarsiman atau Ki Krayunan atau Ki Gede Karangkendal, bahkan disebut pula dengan julukan Buyut Selawe, karena mempunyai 25 anak dari istrinya bernama Nyi Sekar. Diduga, mereka itulah orang tua angkat Syarif Syam di Cirebon.
Konon, Syarif Syam datang di pantai utara Cirebon mencari seorang guru seperti yang pernah ditunjukkan dalam tabirnya, yaitu salah seorang waliyullah di Cirebon. Dan di sinilah ia bertemu dengan seorang tua yang sanggup dengan mudahnya memotong rambut panjangnya itu. Orang itu tak lain adalah Sunan Gunung Jati. Syarif Syam pun dengan gembira kemudian menjadi murid dari Sunan Gunung Jati, dan namanya pun berubah menjadi Pangeran Soka (asal kata suka). Tempat dimana rambut Syarif Syam berhasil dipotong kemudian diberinama Karanggetas.
Setelah berguru kepada Sunan Gunung Jati di Cirebon, Syarif Syam alias Syekh Magelung Sakti diberi tugas mengembangkan ajaran Islam di wilayah utara. Ia pun kemudian tinggal di Karangkendal, Kapetakan, sekitar 19 km sebelah utara Cirebon, hingga kemudian wafat dan dimakamkan di sana hingga kemudian ia lebih dikenal sebagai Pangeran Karangkendal.
Sesuai cerita yang berkembang di tengah masyarakat atau orang-orang tua tempo dulu, pada masa lalu Syekh Magelung Sakti menundukkan Ki Gede Tersana dari Kertasemaya, Indramayu, sehingga anak buah Ki Tarsana tersebut yang berupa makhluk halus pun turut takluk. Namun, makhluk gaib melalui Ki Tersana meminta syarat agar setiap tahunnya diberi makan berupa sesajen rujak wuni. Dari cerita inilah selanjutnya, tradisi menyerahkan sesajen daging mentah tersebut berlangsung setiap tahun di Karangkendal.
Sosok Syekh Magelung Sakti tidak dapat dilepaskan dari Nyi Mas Gandasari, yang kemudian menjadi istri beliau. Pertemuan keduanya terjadi saat Syekh Magelung Sakti yang di kenal juga sebagai Pangeran Soka, ditugaskan untuk berkeliling ke arah barat Cirebon. Pada saat ia baru saja selesai mempelajari tasawuf dari Sunan Gunung Jati, dan mendengar berita tentang sayembara Nyi Mas Gandasari yang sedang mencari pasangan hidupnya.
Babad Cerbon juga tidak jelas menyebutkan siapakah yang dimaksud sebagai putri Mesir itu. Namun, menurut masyarakat di sekitar makam Nyi Mas Gandasari di Panguragan, dipercaya bahwa Nyi Mas Gandasari berasal dari Aceh, adik dari Tubagus Pasei atau Fatahillah, putri dari Mahdar Ibrahim bin Abdul Ghafur bin Barkah Zainal Alim. Ia diajak serta oleh Ki Ageng Selapandan sejak kecil dan diangkat sebagai anak, saat sepulangnya menunaikan ibadah haji ke Makkah.
Versi lain menyebutkan bahwa Nyi Mas Gandasari, yang sebenarnya adalah putri Sultan Hud dari Kesultanan Basem Paseh (berdarah Timur Tengah), merupakan salah satu murid di pesantren Islam putri yang didirikan oleh Ki Ageng Selapandan.
Konon, karena kecantikan dan kepandaiannya dalam ilmu bela diri, telah berhasil menipu pangeran dari Rajagaluh, sebuah negara bawahan dari kerajaan Hindu Galuh-Pajajaran (yang kemudian menjadi raja dan bernama Prabu Cakraningrat). Pada waktu itu, Cakraningrat tertarik untuk menjadikannya sebagai istri. Tak segan-segan ia pun diajaknya berkeliling ke seluruh pelosok isi kerajaan, bahkan sampai dengan ke tempat-tempat yang amat rahasia. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Pangeran Cakrabuana, orang tua angkat Nyi Mas Gandasari untuk kemudian menyerang Rajagaluh.
Ki Ageng Selapandan yang juga adalah Ki Kuwu Cirebon waktu itu dikenal juga dengan sebutan Pangeran Cakrabuana (masih keturunan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Hindu Pajajaran), berkeinginan agar anak angkatnya, Nyi Mas Gandasari, segera menikah. Setelah meminta nasihat Sunan Gunung Jati, gurunya, keinginan ayahnya tersebut disetujui Putri Selapandan dengan syarat calon suaminya harus pria yang memiliki ilmu lebih dari dirinya.
Meskipun telah banyak yang meminangnya, ia tidak bisa menerimanya begitu saja dengan berbagai macam alasan dan pertimbangan. Oleh karenanya kemudian ia pun mengadakan sayembara untuk maksud tersebut, sejumlah pangeran, pendekar, maupun rakyat biasa dipersilakan berupaya menjajal kemampuan kesaktian sang putri. Siapapun yang sanggup mengalahkannya dalam ilmu bela diri maka itulah jodohnya. Banyak diantaranya pangeran dan ksatria yang mencoba mengikutinya tetapi tidak ada satu pun yang berhasil. Seperti Ki Pekik, Ki Gede Pekandangan, Ki Gede Kapringan serta pendatang dari negeri Cina, Ki Dampu Awang atau Kyai Jangkar berhasil dikalahkannya.
Hingga akhirnya Pangeran Soka memasuki arena sayembara. Meskipun keduanya tampak imbang, namun karena faktor kelelahan Nyi Mas Gandasari pun akhirnya menyerah dan kemudian berlindung di balik Sunan Gunung Jati.
Namun, Pangeran Soka terus menyerangnya dan mencoba menyerang Nyi Mas Gandasari dan hampir saja mengenai kepala Sunan Gunung Jati. Tetapi sebelum tangan Pangeran Soka menyentuh Sunan Gunung Jati, Pangeran Soka menjadi lemas tak berdaya. Sunan Gunung Jati pun kemudian membantunya dan menyatakan bahwa tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Namun, kemudian keduanya dinikahkan oleh Sunan Gunung Jati.
Selain berjasa dalam syiar Islam di Cirebon dan sekitarnya, Syarif Sam dikenal sebagai tokoh ulama yang mempunyai ilmu kanuragan tinggi pada zamannya. Ia membangun semacam pesanggrahan yang dijadikan sebagai tempat ia melakukan syiar Islam dan mempunyai banyak pengikut. Sampai dengan akhir hayatnya, Syekh Magelung Sakti dimakamkan di Karangkendal, dan sampai sekarang tempat tersebut selalu diziarahi orang dari berbagai daerah.
Di situs makam Syekh Magelung Sakti terdapat sumur peninggalan tokoh ulama tersebut, padasan kramat, depok (semacam pendopo) Karangkendal, jramba, kroya, pegagan, dukuh, depok Ki Buyut Tersana, dan pedaleman yang berisi pesekaran, paseban, serta makam Syekh Magelung Sakti sendiri.
Berjauhan dengan makam suaminya Syekh Magelung Sakti, makam Nyi Mas Gandasari terdapat di Panguragan, sehingga ia kemudian dikenal juga sebagai Nyi Mas Panguragan.
dijukut sing http://www.indonesiaindonesia.com matur kesuwun, Kang…

Sabtu, 16 Maret 2013

UADTA Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 M / 1434 H


Assalamualaikum,
Diberitahukan bahwa Ujian Akhir Diniyah Takmiliyah Awaliyah Provinsi Jawa Barat tahun 2013 M/1434H, akan dilaksanakan pada :
  1. UADTA, 22 - 24 April 2013 (Ujian Tulis), 25 - 26 April 2013 (Ujian Praktek)
  2. Ulum Semester II Kelas IV, 15 - 19 April 2013
 
JADWAL PELAKSANAAN UJIAN AKHIR

Hari dan Tanggal
Jam
Mata Ujian
Jumlah Butir Soal
Kode
Senin,
22 April 2013
13.30 – 15.00
Qur’an Hadits
40 butir
UA.DTA – 12133
15.15 – 16.45
Aqidah Akhlak
40 butir
UA.DTA – 12233
Selasa,
23 April 2013
13.30 – 15.00
Fiqih
40 butir
UA.DTA – 12333
15.15 – 16.45
Tarikh Islam
40 butir
UA.DTA – 12433
Rabu,
24 April 2013
13.30 – 15.00
Bahasa Arab
40 butir
UA.DTA – 12533
15.15 – 16.45
Mulok/P. Ibadah *)
-
-
Demikian yang bisa disampaikan, semoga bermanfaat. untuk info selanjutnya menyusul..
Wassalamualaikum,