PORSADIN I TINGKAT NASIONAL
Para
 tamu undangan yang terdiri atas para pejabat dan tokoh masyarakat turut
 memberikan dukungan kepada para peserta Porsadin I, yang akan 
berlangsung 22-24 November 2013. [DUTA/HUDA]
 
DUTAonline,
 JAKARTA – Salah satu institusi pendidikan keagamaan Islam di Indonesia 
adalah Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) yang secara harfiyah artinya 
sekolah pelengkap pendidikan agama (suplemen). Pendidikan agama ini 
diselenggarakan oleh masyarakat di luar jam belajar selepas anak-anak 
pulang sekolah. Sebagian masyarakat menyebut pendidikan agama ini dengan
 “Sekolah Agama” disebut juga “Sekolah Arab” atau “Sekolah Diniyah”
Pekan Olahraga dan Seni antar-Madrasah Diniyah Takmiliyah (PORSADIN) 
ke-I tingkat Nasional digelar hasil kerja sama Direktorat Pendidikan 
Diniyah dan Pondok Pesantren (Ditpontren) Dirjen Pendidikan Islam 
Kementrian Agama RI, dan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) 
serta pihak terkait. Porsadin I mengangkat tema “Membentuk Santri 
Diniyah Takmiliyah yang Berakhlak Mulia, Kuat, Cerdas dan Ceria”.
SIAP
 TANDING: Kontingen Porsadin I siap tanding. Sebanyak 500 atlet dan 
official yang terdiri atas santri Madrasah Diniyah Takmiliyah 
se-Indonesia turut ambil bagian dalam perlobaan seperti Lari 100 meter, 
Futsal, Cerdas Cermat, Tahfidz Juz 30, dan Pidato Bahasa Arab. 
[DUTA/HUDA]
 
Acara yang akan berlangsung selama 3 hari (22-24 November) ini diikuti 
sekitar 500 atlet dan official dari santri Madrasah Diniyah Takmiliyah 
se-Indonesia. Cabang-cabang olahraga dan seni yang diperlombakan dalam 
ajang adu ketangkasan dan kreasi santri Madrasah Diniyah Takmiliyah ini 
adalah Lari 100 meter, Futsal, Cerdas Cermat, Tahfidz Juz 30, dan Pidato
 Bahasa Arab.
Menteri Agama (Menag) Dr Suryadharma Ali, Msi secara resmi membuka 
perhelatan akbar Pekan Olahraga dan Seni antar-Madrasah Diniyah 
(Porsadin) I tingkat Nasional di Lapangan Museum Purnabhakti Pertiwi, 
Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Jumat (22/11).
Hadir dalam pembukaan Porsadin, sejumlah tokoh, ulama dan pejabat 
negara. Di antaranya, Dirjen Pendidikan Islam (Prof Dr Nur Syam), 
Direktur PD Pontren (H A Saefuddin, MA), para Kakanwil Kemenag Provinsi,
 Pengasuh PP Al-Falah dan PP Darunnajah, serta Pengurus Forum Komunikasi
 Diniyah Takmiliyah (FKDT) se-Indonesia.
RESMI
 DIBUKA: Menteri Agama (Menag) Dr Suryadharma Ali, Msi menyematkan tanda
 peserta kepada salah satu perwakilan kontingen Porsadin I, di Jakarta. 
[DUTA/HUDA]
 
Menag Suryadharma Ali menegaskan bahwa Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT)
 memiliki jasa yang luar biasa bagi Indonesia. MDT sudah melaksanakan 
tugas mencerdaskan anak bangsa, bahkan sejak Indonesia belum merdeka. 
Oleh karena itu, Menag mengajak jajarannya di Kanwil dan Kankemenag, 
serta para Gubernur, Bupati, dan Walikota untuk memperhatikan madrasah 
warisan para ulama.
“Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren saya minta untuk 
mengelola MDT sebaik-baiknya. Kepala Kanwil dan Kepala Kankemenag agar 
turun ke bawah melihat langsung kondisi madrasah,” pinta Menag.
Menag merasakan bahwa penyelenggara Madrasah Diniyah sudah lama 
menderita, sehingga sudah waktunya untuk bangkit dan sejahtera. “Saya 
sudah menangkap lama, jeritan penderitaan guru MDT. Saya tidak 
bosan-bosan selalu meneriakan di banyak kesempatan, terutama di hadapan 
Gubernur, Bupati, dan Walikota agar Pemda tidak mengharamkan APBD-nya 
untuk pendidikan agama,” terang Menag semangat.
Menag menegaskan bahwa masalah pendidikan siswa MDT dan santri pondok 
pesantren itu jangan dianggap hanya sebagai urusan pusat, melainkan 
tangggung jawab semua. “Kalau menyangkut pendidikan, itu urusan 
kedua-duanya. Anak yang belajar di madrasah itu bukan hanya anak Menag, 
tapi juga anak Gubernur, Bupati, dan Walikota. Karenanya, wajar jika 
Gubernur, Bupati, dan Walikota menyisihkan APPBD-nya untuk Madrasah 
Diniyah Takmiliyah,” tambahnya.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Agama Islam Kemenag RI, Prof Dr Nur 
Syam, menyambut gembira atas terselenggaranya Porsadin I tingkat 
Nasional di Jakarta, sehingga Porsadin II bisa terselenggara kembali. 
Porsadin I harus membawa perubahan Madrasah Diniyah Takmiliyah ke arah 
yang lebih baik. Kesejahteraan para penyelenggaranya bisa meningkat dan 
keberadaan madrasah Diniyah diperhatikan oleh pemerintah. “Hidup 
madrasah, hidup madrasah, semoga terus jaya,” teriak lantang Nur Syam 
mengawali pidatonya.
Dikatakannya, bahwa yang hadir di tempat ini adalah para penyelenggara 
Madrasah Diniyah Takmiliyah, mereka adalah pejuang, berjuang tak kenal 
lelah, dan pantang menyerah yang datang dari seluruh penjuru Indonesia. 
“Mereka adalah orang-orang yang sangat berjasa mendidik anak-anak bangsa
 ini,” ujarnya.
Meskipun, lanjut Nur Syam, para penyelenggara madrasah diniyah yang 
tergabung dalam Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT), tanpa 
diimbangi tunjangan gaji yang cukup, meski tak ada bantuan yang cukup, 
meski tak ada tunjangan yang memadai. Mereka tetap berjuang tanpa kenal 
lelah, mendidik anak-anak hingga menjadi anak yang berguna bagi agama 
dan bangsa. “Mereka kerahkan segala tenaga, pikiran, dan dana pribadi 
tanpa mengharap imbal balik,” ungkapnya.
Karenanya, mereka patut dipikirkan untuk berpartisipasi dalam 
meningkatkan kesejahteraan mereka. “Tidak hanya dari Kemenag, tapi juga 
dari instansi daerah, khususnya Pemda,” harap Nur Syam.
Wassalam.......
By 
Mr.Chamoed (Direktur DTA)