Adalah merupakan upacara tradisional masyarakat Desa Lelea yang dilakukan pada saat tibanya musim menggarap sawah, yaitu menjelang musim hujan sekitar bulan Oktober sampai Desember. Adapun harinya telah ditetapkan yaitu hari Rabu yang dipercayai oleh masyarakat bahwa hari Rabu mempunyai sifat bumi yang cocok untuk mengawali musim tanam.
Ngarot berasal dari kata ”Nga – rot” (basa Sunda) yaitu istilah
minum/ngaleueut. Adapun Kasinoman asal kata Sinom yaitu daun asam muda
yang diartikan sekelompok muda-mudi yang dinamis dan kreatif.
Upacara Adat Ngarot dimulai seiak abad 17 M, yang pertama
melaksanakan Upacara Adat Ngarot adalah salah seorang Tokoh masyarakat
yang bernama Ki Kapol yang selanjutnya menjadi Kuwu Desa Lelea ke II
setelah Cangga Wreni (Kuwu ke I). Sedangkan peninggalan Ki Kapol yang
masih terpelihara hingga sekarang yaitu Sawah Kasinoman, sawah yang
digarap oleh para Kasinoman (muda-mudi) dengan tujuan hasil dari sawah
tersebut dijadikan biaya Upacara/pesta Ngarot tahun berikutnya.
Susunan Acara prosesi Upacara Adat Ngarot
1. Pembukaan
2. Pembacaan Sejarah Singkat NGAROT
3. Sambutan Kuwu Desa Lelea
4. Prosesi Penyerahan Peralatan Pertanian kepada Para Kasinoman
5. Pemukulan GONG/bareng oleh Kuwu sebagai tanda dimulainya Pesta Kasinoman.
Penjelasan Acara No.4:
1. Penyerahan Benih oleh Kuwu artinya :
Untuk ditanam sehingga dapat hasil panen yang melimpah.
2. Penyerahan Kendi berisi air putih oleh Ibu Kuwu artinya : Air tamba sebagai obat
dan penyubur tanarnan padi.
3. Penyerahan Cangkul oleh Raksa Bumi artinya : Agar mengolah sawah dengan sempurna
4. Penyerahan pupuk oleh Tua Desa artinya :
Agar tanaman padi tetap subur dan hasil panen yang melimpah.
5. Penyerahan Ruas Bambu Kuning. Daun Andong dan Kelararas Daun
Pisang oieh Lebe artinya : Agar tanaman padi terhindar dari
serangan hama.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=437&lang=id#sthash.LcBP06vz.dpuf
Sejarah adat Ngarot
Pada tahun 1681, Lelea masuk wilayah kekuasaan kerajaan Sumedang Larang,
oleh karena itu bahasa asli penduduk desa Lelea ialah bahasa Sunda.
Ngarot adalah salah satu adat istiadat yang ada di desa Lelea Kabupaten
Indramayu di lakukan oleh masyarakat Lelea secara turun temurun hingga
sekarang dengan tidak terputus putus. Pada awalnya pelaksanaan upacara
adat Ngarot tidak di balai desa akan tetapi di laksanakan di balai
adat.
Upacara Ngarot dirintis oleh kuwu (kepala desa) pertama Lelea yang
bernama Canggara Wirena, tahun 1686. Kuwu Canggara Wirena sengaja
mengadakan pesta adat Ngarot sebagai ungkapan rasa syukur kepada tetua
kampung bernama Ki Buyut Kapol, yang telah rela memberikan sebidang
sawah seluas 26.100 m2. Sawah tersebut digunakan para petani untuk
berlatih cara mengolah padi yang baik. Demikian pula bagi kaum
wanitanya, sawah digunakan sebagai tempat belajar bekerja seperti
tandur, ngarambet (menyiangi), memanen padi, atau memberi konsumsi
kepada para jejaka yang sedang berlatih mengolah sawah itu.
Kata Ngarot dari bahasa Sansekerta berarti Ngaruwat artinya membersihkan
diri dari segala noda dan dosa akibat kesalahan tingkah laku seseorang
atau sekelompok orang pada masa lalu. Sedangkan menurut bahasa Sunda
kuno Ngarot mempunyai arti minum, oleh pribumi disebut Kasinoman, karena
pelakunya para kawula muda ( si enom artinya anak muda ). Pada
perkembangannya upacara adat Ngarot dijadikan sebagai ajang mencari
jodoh bagi muda-mudi penduduk setempat.
Pelaksanaan acara adat Ngarot di desa Lelea
Adat Ngarot adalah upacara tradisional masyarakat yang dikenal hanya
dari desa Lelea yang dilakukan pada saat tibanya musim menggarap sawah,
yaitu menjelang musim hujan sekitar bulan Oktober sampai Desember.
Adapun harinya telah ditetapkan yaitu hari Rabu yang dipercayai oleh
masyarakat bahwa hari Rabu mempunyai sifat bumi yang cocok untuk
mengawali musim tanam.
Upacara adat Ngarot juga tidak hanya di Desa Lelea tetapi juga ada di
desa tetangganya seperti di Desa Tamansari, Desa Tunggulpayung dan Desa
Jambak.
Pelaksanaan Acara adat Ngarot di desa Jambak
Di Desa Jambak Kecamatan Cikedung acara Ngarot biasanya dilaksanakan
pada hari Sabtu dipertengahan bulan Desember. Kegiatan acaranya adalah
mengarak perjaka dan perawan dari desa Jambak keliling desa dan kemudian
berkumpul di balai desa. Mereka dipisah saling berhadapan dalam satu
lingkaran luas dimana ditengah mereka ada pertunjukan tari Topeng.
Disini ada kesempatan sang perjaka dan para gadis itu saling melihat
diantara mereka untuk memilih untuk menjadi calon pendamping dalam
perkawinan mereka kelak. Dalam prosesi ini sang gadis benar-benar
diproteksi oleh orang tua dan keluarganya. Jadi tidak benar jika ada
anggapan bahwa gadis peserta adat Ngarot gadis murahan. Untuk menjadi
peserta pun tidak mudah karena ada syarat-syarat tertentu yang harus
dipenuhi.
Dan yang perlu diketahui juga bahwa di desa Lelea dan desa Jambak ada
peraturan yang menabukan sang gadis atau perjaka asli setempat menikah
dengan gadis atau perjaka desa lain, ini bukti kuatnya tradisi ini. Jika
ada pernikahan dengan penduduk luar desa biasanya bukan penduduk asli
desa Lelea atau desa Jambak atau statusnya sudah janda/duda.
Makna Yang Terkandung Dalam Upacara Adat Ngarot
Upacara adat ngarot ini dimulai pada pagi hari pukul 8.30 WIB, setelah
para peserta berkumpul di halaman rumah Kuwu/Kepala Desa Lelea. Berbagai
peserta dan perangkat kegiatan, seperti muda mudi, kepala desa, pamong
desa, wakil lembaga desa, seniman dan para wisatawan turut hadir untuk
memeriahkan kegiatan tersebut.
Para peserta upacara adat Ngarot |
Setiap peserta yang mengikuti upacara adat ngarot, diwajibkan untuk
menggenakan pakaian khas yang menjadi simbol dari masyarakat agraris.
Remaja putri mengenakan busana kebaya berselendang yang dilengkapi
dengan berbagai aksesoris seperti kalung, gelang, cincin, dan hiasan
rambut yang terdiri dari rangkaian bunga-bunga seperti bunga kenanga,
melati, dan kertas. Sedangkan remaja putra mengenakan busana baju
komboran dan celana “gombrang” atau longgar berwarna hitam yang
dilengkapi dengan ikat kepala.
Simbol pada pakaian kebaya dan komboran yang dikenakan oleh para peserta
tersebut, memberikan pesan agar masyarakat harus tetap menjaga dan
melestarikan pakaian adat petani. Sementara selendang yang digunakan
oleh remaja putri, mengandung pesan bahwa mereka harus selalu menjaga
penampilan fisik agar terlihat cantik dan menarik. Selain itu, aksesoris
yang digunakan pun mempunyai makna tertentu. Pada bunga kenanga
misalnya, pesan yang terkandung didalamnya adalah agar remaja putri
tetap menjaga keperawanannya, bunga melati mengandung pesan agar remaja
putri menjaga kebersihan diri dan kesuciannya, bunga kertas mengandung
pesan bahwa remaja putri harus tetap menjaga kecantikannya sebagai
kembang desa. Sedangkan simbol pada aksesoris kalung, gelang, dan cincin
mengandung pesan bahwa petani harus bekerja dengan giat dalam menggarap
sawah agar hasil panennya melimpah, dan ikat kepala yang digunakan oleh
remaja putra mengandung pesan bahwa seorang jajaka harus mampu
melindungi serta mengayomi keluarga dan masyarakat.
Sejatinya acara adat Ngarot dimaksudkan untuk mengumpulkan para muda
mudi yang akan diserahi tugas pekerjaan program pembangunan di bidang
pertanian sambil menikmati minuman dan hiburan kesenian di balai desa.
Acara pertemuan tersebut penuh keakraban dan saling bermaafan bila ada
kesalahan diantara mereka. Pada dasarnya yang paling utama dari
pertemuan tersebut agar para muda mudi menyadari bahwa tidak lama lagi
mereka akan turun ke sawah, bekerja dan mengolah sawah bersama-sama,
gotong royong saling bahu membahu secara sukarela, maka acara tersebut
dinamakan “durugan”
Ngarot bertujuan untuk membina pergaulan yang sehat, agar para muda mudi
saling mengenal, saling menyesuaikan sikap, kehendak dan tingkah laku
yang luhur sesuai dengan nilai-nilai budaya nenek moyang kita orang
timur.
Adalah merupakan upacara tradisional masyarakat Desa Lelea yang dilakukan pada saat tibanya musim menggarap sawah, yaitu menjelang musim hujan sekitar bulan Oktober sampai Desember. Adapun harinya telah ditetapkan yaitu hari Rabu yang dipercayai oleh masyarakat bahwa hari Rabu mempunyai sifat bumi yang cocok untuk mengawali musim tanam.
Ngarot berasal dari kata ”Nga – rot” (basa Sunda) yaitu istilah
minum/ngaleueut. Adapun Kasinoman asal kata Sinom yaitu daun asam muda
yang diartikan sekelompok muda-mudi yang dinamis dan kreatif.
Upacara Adat Ngarot dimulai seiak abad 17 M, yang pertama
melaksanakan Upacara Adat Ngarot adalah salah seorang Tokoh masyarakat
yang bernama Ki Kapol yang selanjutnya menjadi Kuwu Desa Lelea ke II
setelah Cangga Wreni (Kuwu ke I). Sedangkan peninggalan Ki Kapol yang
masih terpelihara hingga sekarang yaitu Sawah Kasinoman, sawah yang
digarap oleh para Kasinoman (muda-mudi) dengan tujuan hasil dari sawah
tersebut dijadikan biaya Upacara/pesta Ngarot tahun berikutnya.
Susunan Acara prosesi Upacara Adat Ngarot
1. Pembukaan
2. Pembacaan Sejarah Singkat NGAROT
3. Sambutan Kuwu Desa Lelea
4. Prosesi Penyerahan Peralatan Pertanian kepada Para Kasinoman
5. Pemukulan GONG/bareng oleh Kuwu sebagai tanda dimulainya Pesta Kasinoman.
Penjelasan Acara No.4:
1. Penyerahan Benih oleh Kuwu artinya :
Untuk ditanam sehingga dapat hasil panen yang melimpah.
2. Penyerahan Kendi berisi air putih oleh Ibu Kuwu artinya : Air tamba sebagai obat
dan penyubur tanarnan padi.
3. Penyerahan Cangkul oleh Raksa Bumi artinya : Agar mengolah sawah dengan sempurna
4. Penyerahan pupuk oleh Tua Desa artinya :
Agar tanaman padi tetap subur dan hasil panen yang melimpah.
5. Penyerahan Ruas Bambu Kuning. Daun Andong dan Kelararas Daun
Pisang oieh Lebe artinya : Agar tanaman padi terhindar dari
serangan hama.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=437&lang=id#sthash.LcBP06vz.dpufAdalah merupakan upacara tradisional masyarakat Desa Lelea yang dilakukan pada saat tibanya musim menggarap sawah, yaitu menjelang musim hujan sekitar bulan Oktober sampai Desember. Adapun harinya telah ditetapkan yaitu hari Rabu yang dipercayai oleh masyarakat bahwa hari Rabu mempunyai sifat bumi yang cocok untuk mengawali musim tanam.
Ngarot berasal dari kata ”Nga – rot” (basa Sunda) yaitu istilah
minum/ngaleueut. Adapun Kasinoman asal kata Sinom yaitu daun asam muda
yang diartikan sekelompok muda-mudi yang dinamis dan kreatif.
Upacara Adat Ngarot dimulai seiak abad 17 M, yang pertama
melaksanakan Upacara Adat Ngarot adalah salah seorang Tokoh masyarakat
yang bernama Ki Kapol yang selanjutnya menjadi Kuwu Desa Lelea ke II
setelah Cangga Wreni (Kuwu ke I). Sedangkan peninggalan Ki Kapol yang
masih terpelihara hingga sekarang yaitu Sawah Kasinoman, sawah yang
digarap oleh para Kasinoman (muda-mudi) dengan tujuan hasil dari sawah
tersebut dijadikan biaya Upacara/pesta Ngarot tahun berikutnya.
Susunan Acara prosesi Upacara Adat Ngarot
1. Pembukaan
2. Pembacaan Sejarah Singkat NGAROT
3. Sambutan Kuwu Desa Lelea
4. Prosesi Penyerahan Peralatan Pertanian kepada Para Kasinoman
5. Pemukulan GONG/bareng oleh Kuwu sebagai tanda dimulainya Pesta Kasinoman.
Penjelasan Acara No.4:
1. Penyerahan Benih oleh Kuwu artinya :
Untuk ditanam sehingga dapat hasil panen yang melimpah.
2. Penyerahan Kendi berisi air putih oleh Ibu Kuwu artinya : Air tamba sebagai obat
dan penyubur tanarnan padi.
3. Penyerahan Cangkul oleh Raksa Bumi artinya : Agar mengolah sawah dengan sempurna
4. Penyerahan pupuk oleh Tua Desa artinya :
Agar tanaman padi tetap subur dan hasil panen yang melimpah.
5. Penyerahan Ruas Bambu Kuning. Daun Andong dan Kelararas Daun
Pisang oieh Lebe artinya : Agar tanaman padi terhindar dari
serangan hama.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=437&lang=id#sthash.LcBP06vz.dpufAdalah merupakan upacara tradisional masyarakat Desa Lelea yang dilakukan pada saat tibanya musim menggarap sawah, yaitu menjelang musim hujan sekitar bulan Oktober sampai Desember. Adapun harinya telah ditetapkan yaitu hari Rabu yang dipercayai oleh masyarakat bahwa hari Rabu mempunyai sifat bumi yang cocok untuk mengawali musim tanam.
Ngarot berasal dari kata ”Nga – rot” (basa Sunda) yaitu istilah
minum/ngaleueut. Adapun Kasinoman asal kata Sinom yaitu daun asam muda
yang diartikan sekelompok muda-mudi yang dinamis dan kreatif.
Upacara Adat Ngarot dimulai seiak abad 17 M, yang pertama
melaksanakan Upacara Adat Ngarot adalah salah seorang Tokoh masyarakat
yang bernama Ki Kapol yang selanjutnya menjadi Kuwu Desa Lelea ke II
setelah Cangga Wreni (Kuwu ke I). Sedangkan peninggalan Ki Kapol yang
masih terpelihara hingga sekarang yaitu Sawah Kasinoman, sawah yang
digarap oleh para Kasinoman (muda-mudi) dengan tujuan hasil dari sawah
tersebut dijadikan biaya Upacara/pesta Ngarot tahun berikutnya.
Susunan Acara prosesi Upacara Adat Ngarot
1. Pembukaan
2. Pembacaan Sejarah Singkat NGAROT
3. Sambutan Kuwu Desa Lelea
4. Prosesi Penyerahan Peralatan Pertanian kepada Para Kasinoman
5. Pemukulan GONG/bareng oleh Kuwu sebagai tanda dimulainya Pesta Kasinoman.
Penjelasan Acara No.4:
1. Penyerahan Benih oleh Kuwu artinya :
Untuk ditanam sehingga dapat hasil panen yang melimpah.
2. Penyerahan Kendi berisi air putih oleh Ibu Kuwu artinya : Air tamba sebagai obat
dan penyubur tanarnan padi.
3. Penyerahan Cangkul oleh Raksa Bumi artinya : Agar mengolah sawah dengan sempurna
4. Penyerahan pupuk oleh Tua Desa artinya :
Agar tanaman padi tetap subur dan hasil panen yang melimpah.
5. Penyerahan Ruas Bambu Kuning. Daun Andong dan Kelararas Daun
Pisang oieh Lebe artinya : Agar tanaman padi terhindar dari
serangan hama.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=437&lang=id#sthash.LcBP06vz.dpuf